SHARE
Dengan dukungan curah hujan yang tinggi, banyaknya aliran sungai serta gunung – gunung api muda maka pertanian merupakan sumber kehidupan bagi sebagian besar penduduk Jawa Barat. Diwilayah ini , tanaman pangan menempati bagian utara Jawa Barat yang merupakam kurang lebih 60% daru wilayah kesuluruhan, sedangkan bagian selatan Jawa Barat cocok untuk tanaman tahunan/perkebunan.
Selain itu, di Jawa Barat juga terdapat potensi hutan alam dan hutan tanaman yang belum dimanfaatkan sepenuhnya, meskipun potensi itu tidak sebesar daerah Sumatra dan Kalimantan. Dalam konteks ini, hutan punya peranan penting untuk menjaga stabilitas sumber daya alam dan memiliki empat fungsi, yakni hutan lindung, hutan produksi, hutan suaka dan wisata, serta hutan cadangan.
Luas kawasan hutan di daerah Jawa Barat dari tahun, ke tahun mengalami penurunan yang cukup signifikan karena ulah dan keserakahan manusia. Tahun 1997 luas hutan di Jabar adalah 92.467,81 hektar, terdiri,dari hutan yang telah dikukuhkan 747.688,72 hektar (94,35%); dan hutan cadangan seluas 44.779,09 hektar (5,65%). Pada tahun berikutnya (1998) luas hutan menjadi 1.000.764,81 hektar, terdiri dari hutan yang telah dikukuhkan 941.169,48 hektar dan hutan cadangan seluas 59.595,33 hektar.
Produksi hasil hutan di Jawa Barat tahun 1997 dan 1998 berturut-turut sebagai berikut: kayu jati 92.271 m3 dan 88.785 m3; kayu rimba 246.439 m3 dan 239.110 m3; kayu tebangan 338.710 m3 dan 325.895 m3; kayu bakar 58.459 m3 dan 76.432 m3; getah pinus 9.623 ton dan 7.998 ton; daun kayu putih 13.768 ton dan 10.142 ton; minyak kayu 116.408 liter dan 67.468 liter; arang 178 ton dan 545 ton; rotan 68.038 batang dan 437.679 batang.
Dari data tersebut tampak bahwa peningkatan yang paling tinggi adalah produksi rotan, yakni sekitar 643,29 %. Hal ini disebabkan oleh menjamurnya perusahaan mebel yang menggunakan bahan baku rotan. Hasil industri ini diminati oleh banyak orang dalam beberapa tahun terakhir.